MALANG (Realita) – Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Manajemen Kepelabuhan (STIAMAK) Barunawati Surabaya bersama Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang melalui Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) melakukan studi banding kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Kegiatan ini dilaksanakan di Kampus Universitas Brawijaya di Malang, Selasa (30/11/2021). Para pimpinan masing-masing perguruan tinggi bertemu dengan semua pengurus yang terkait dengan materi studi banding.
“Pertemuan ini sangat baik dalam rangka peningkatan mutu perguruan tinggi,” kata Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Andy Fefta Wijaya MDA Ph.D dalam sambutannya.
Sementara Ketua STIAMAK Barunawati Surabaya, Dr. Ir. Sumarzen Marzuki M.MT mengungkapkan, studi banding ini sebagai upaya menambah wawasan terkait program MBKM.
“Kami rombongan dari STIAMAK datang supaya lebih paham pada program MBKM. Belajar dari Universitas Brawijaya yang lebih paham MBKM,” tandas Sumarzen.
Diskusi studi banding berjalan lebih dari tiga jam. Beberapa materi utama di antaranya tukar perkuliahan baik mata kuliah maupun mahasiswa, konversi mata kuliah dan SKS, sistem pembayaran SPP sampai sistem data mahasiswa dan mata kuliah di Siakad.
Kedua belah pihak memahami keunggulan masing-masing. Universitas Brawijaya unggul dan kuat dalam prodi ilmu administrasi, sementara STIAMAK unggul dari sisi praktisi bisnis pelabuhan dan logistik.
Para dosen senior di STIAMAK merupakan pelaku bisnis pelabuhan, mulai dari direksi operator terminal, shipping line, forwarding, stevedoring, trucking, ekpedisi, operator depo petikemas, gudang konsolidasi dan bisnis maritim terkait lainnya.
“STIAMAK dan Brawijaya sangat mungkin bekerjasama, karena dari fakultas kami banyak kesamaan. Struktur kurikulum hampir sama,” kata Kaprodi Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Mohammad Iqbal S.Sos M.IB DBA.
Sekretaris Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya Dr Nur Imamah, SAB MAB PhD menambahkan, MBKM banyak dilakukan di S1. Dia sebutkan, magang bersertifikat, Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan Kampus Mengajar.
“MBKM bisa tukar mahasiswa antar kampus, bisa juga lintas prodi. Yang paling banyak diminati di MBKM adalah Magang Bersertifikat,” kata Imamah.
Dari STIAMAK, Dian Arisanti S.Kom MM mengungkapkan, sistem pelaporan kuliah lintas kampus butuh kepastian di Siakad. “Misalnya, mahasiswa semester V memilih mata kuliah semester VII,” kata Dian yang setiap hari pegang kendali SPMI dan IT.
Menanggapi pendapat Dian, Dr. Hermawan S.IP M.Si mengatakan, masing-masing dosen dan perguruan tinggi bisa kompromi. “Memang ada kejadian soal absen di Siakad, tapi bisa dilakukan dengan jalan kompromi, sehingga absen mahasiswa bisa muncul,” kata Hermawan yang menjabat sebagai asesor tersebut.
Kedua belah pihak menyatakan optimis, Universitas Brawijaya dan STIAMAK bisa bekerjasama MBKM.gan
sumber: https://realita.co/baca-6256-stiamak-unibraw-kolaborasi-mbkm#.YabWN9Dk6g4.whatsapp