Peluang Kerja Di Sektor Kepelabuhanan Masih Terbuka Lebar
SURABAYA: Peluang lapangan kerja di sektor kepelabuhanan semakin terbuka lebar menyusul semakin tingginya keberpihakan pemerintah pada sektor transportasi laut. Meski hanya memiliki empat pelabuhan utama, secara nasional Indonesia memiliki 1.900 pelabuhan yang membutuhkan tenaga kerja di sektor tersebut.
Menurut Ketua Senat Sekolah Tinggi Ilmu Admistrasi dan Manajemen Kepelabuhanan (Stiamak) Barunawati Surabaya, Sumarzen Marzuki, hampir seluruh pelabuhan itu memerlukan pembenahan. “Apalagi proyeksi arus peti kemas di empat pelabuhan utama pada 2030 mendatang juga sangat besar,” ujarnya dalam orasi ilmiah di acara wisuda Stiamak 2018 di Surabaya, Sabtu (13/10/2018). Dia kemudian menyebutkan proyeksi 2030 peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priuk yang 21 juta teus, Tanjung Perak 9 Juta teus, Tanjung Emas 3 juta teus dan Makassar 2 juta teus. Semua pelaku usaha berharap biaya logistik bisa ditekan melalui efesiensi, low cost dan sebagainya. Karena itulah, Marzuki yang juga expertis pelabuhan dan pengusaha ekspor impor ini optimis para sarjana lulusan perguruan tinggi itu lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Era Revolusi Industri 4.1 yang mengandalkan internet membutuhkan tenaga kerja yang kompeten dengan bidang yang dibutuhkan.
Pada bagian lain, Ketua Stiamak, Iwan Sabatini mengaku terus melakukan update untuk memenuhi kebutuhan tenaga di pasar kerja. Selain menggalang pertemuan rutin dengan para stake holder dan pelaku usaha, pihaknya juga rutin meminta masukan untuk meningkatkan kulaitas para lulusan. Pihaknya memastikan, setiap mata kuliah dapat ditambahkan bobot soft skill yang terus menerus dan dinamis. “Kami juga mengajak para alumni yang sudah menjadi wirausaha enterpreuner untuk memberikan kuliah umum dan memberikan motivasi dan peluang kerja,” ujarnya. Dalam wisuda kali ini, Stiamak meluluskan 58 mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa perguruan tinggi ini sudah berstatus karyawan perusahaan di lingkungan pelabuhan termasuk di Pelindo III Surabaya. Seperti diketahui, Presiden Jokowi beberapa waktu lalu juga berharap agar perguruan tinggi membuka jurusan-jurusan yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Perguruan tinggi itu diminta melakukan terobosan untuk mengikuti lompatan inovasi.***