SURABAYA. Kebutuhan tenaga kerja di bidang kepelabuhan dan maritim dinilai masih sangat tinggi sejalan dengan perkembangan bisnis transportasi dan logistik.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Manajemen Kepelabuhan (Stiamak) Barunawati Nugroho Dwi Priyohadi mengatakan kebutuhan tenaga kerja untuk sektor ini bukan hanya diperuntukan di sejumlah pelabuhan di wilayah Pelindo, tetapi juga di perusahaan-perusahaan lain yang masih berkaitan seperti perusahaan logistik dan forwarder, pelayaran, ekspedisi, tracking, dan industri terkait lainnya.
Selain berdasarkan pengembangan bisnis pelabuhan dan maritim, bekerja di sektor ini juga berkaitan dengan potensi Indonesia sebagai negara kepulauan sehingga membutuhkan keahlian khusus.
Hanya saja, ke depan SDM yang dibutuhkan di sektor pelabuhan dan maritim ini lebih dioptimalkan dari sisi kemampuan atau keahliannya di bidang teknologi karena karena perkembangannya mengarah pada digitalisasi pelabuhan.
“Untuk itu, perlu adanya peningkatan SDM. Dan di Stiamak ini, kami berupaya melakukan pendidikan dengan sistem vokasi, 60 persen materi yang didapat dari bangku kuliah dan 40 adalah praktek lapangan, seperti port visit. Selain itu, kami juga senantiasa memberikan kuliah tamu dengan mendatangkan pakar kepelabuhan dan pelaku bisnis kepelabuhanan,” ungkap Nugroho Dwi Priyohadi di Surabaya, Kamis (18/12/2019).
Dia mengungkapkan Stiamak Barunawati Surabaya sendiri rerata melahirkan angkatan kerja sebanyak 78 – 150 orang per tahun. Sebanyak 80 persen lulusan itu bekerja di sektor pelayaran dan kepelabuhan, sedangkan 20 persen bekerja di sektor umum.
“Banyak angkatan kerja yang bekerja di sektor pelabuhan/pelayaran karena memang sebagian besar yang sekolah juga. sedang bekerja sehingga dapat ilmu sekaligus bekerja, sedangkan 20 persen yang kerja di umum kebanyakan adalah perempuan,” jelasnya.
Dia mengatakan rata-rata mahasiswa baru yang masuk Stiamak Barunawati pun hampir sama dengan jumlah angkatan kerja dan termasuk stagnan mengingat sudah banyak kompetitor lain yang menawarkan pendidikan serupa. “Kompetitor itu termasuk yang kursus-kursus itu,” imbuhnya.
Direktur Operasi dan Teknik Terminal Teluk Lamong (TTL) Rumaji menambahkan, tren pengembangan kepelabuhan ke depan di era 2050 memang mengarah pada automasi, digitalisasi dan lingkungan.
“Ini jadi tantangan kita kedepan, bagaimana tenaga kerja bidang ini bisa mengikuti tren automasi, digitalisasi dan lingkungan,” ujarnya.
Sumber: kabarbisnis.com