SURABAYA. Para pengelola lembaga pendidikan dan akademi tiga kota besar, Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta menyatakan optimis bisnis maritim nasional akan bangkit normal sebagaimana sebelum wabah Covid 19. Hal tersebut disampaikan pimpinan PT. Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI) Pelindo II Jakarta, STIAMAK Barunawati Surabaya (Pelindo III), Akademi Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga (AKPN) Bahtera Yogyakarta, STIMARYO Yogyakarta, SMAN 7 Yogyakarta dan Yayasan Wibhakta Yogyakarta dalam webinar, Karir Bisnis Maritim Pasca Covid 19, Rabu (12/8/2020). Cahya Purnomo mewakili Direktur STIMARYO Yogyakarta Dr. Wagig Pratama, M.Pd memaparkan hasil survey Independent Cargo Surveyor (ICS) menyebutkan sedikitnya 400 ribu pelaut terdampak Covid 19 dan 1,4 juta tenaga transportasi dirumahkan. Meskipun demikian dia menegaskan bahwa bisnis maritim merupakan bisnis perdagangan dan arus penumpang kapal. “Kami melihat bahwa bisnis maritim dalam kondisi seperti sekarang ini masih memberi kontribusi dalam perdagangan. Aktivitas di Tanjung Perak sebagai pelabuhan terbesar di Indonesia Timur masih menyumbang pertumbuhan 1 persen atau 1,6 juta Teus posisi April 2020. Arus kapal naik 3 persen. Kami optimis bahwa bisnis maritim akan bangkit pasca pandemi Covid 19 ini,” kata Cahya Purnomo.
Sementara Ketua STIAMAK Barunawati Surabaya Dr. Nugroho Dwi Priyohadi, S.Psi, M.Si, M.T menegaskan bahwa sekarang ini perdagangan jalur maritim menunggu kesiapan masing-masing negara membuka diri. “Sekarang ini banyak kapal penuh muatan di laut sedang menunggu kesiapan masing-negara tujuan membuka diri. Ini artinya, transaksi perdagangan jalur laut tetap jalan. Kami sepakat kalau sekarang dikatakan kondisi masih puasa, akan segera ada lebaran. Kami optimis,” kata Nugroho penggagas webinar tersebut. STIAMAK kata Nugroho, telah membangun jaringan persiapan SDM khusus pelabuhan di 7 propinsi wilayah timur Indonesia. “Kami sudah menyumbang 120 putra putri daerah se Indonesia Timur untuk pengembangan bisnis maritim nasional. Semuanya lulusan S1 STIAMAK dan 5 lulusan melanjutkan S2 diluar negeri,” tambah Nugroho. Direktur Akademi Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga (AKPN) Bahtera Yogyakarta Evada Rustina, SE, MM memaparkan dampak pandemi Covid 19 menjadikan tenaga produktif kesulitan mencari kerja, persaingan SDM dengan kemajuan teknologi semakin ketat. “Dalam situasi seperti sekarang ini, digitalisasi bisnis maritim perlu semakin diperhatikan. Semua SDM bikin perencanaan dengan baik,” kata Evada. Berbeda dengan narasumber sebelumnya
Direktur Utama PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia, Pelindo II Jakarta Chiefy Adi Kusmargono, S.Psi, M.Sc mengatakan, para calon pemimpin bisnis maritim nasional harus peka dengan peristiwa lingkungan. Mepersiapkan diri dengan membuat proposal kehidupan. “Perhatikan apa yang terjadi di sekitar kita. Pelajari prosesnya dan bikin proposalnya sebagai usaha menuju hidup maju, berkembang dan sukses,” kata Chiefy. Menurut Kepala SMAN 7 Yogyakarta Sri Sumardiyanto, M.Pd, untuk memajukan dunia bisnis maritim diperlukan adanya kerjasama antara pemerintah, akademi dan pelaku bisnis. “Kerjasama ini penting,” kata Sumardiyanto. Tentang kontribusi pelaku bisnis untuk persiapan SDM maritim masa depan Ketua Yayasan Wibhakta Ir. Ken Retno Palupi mengatakan, pebisbis maritim yang sukses jangan lupa almamater untuk mempersiapkan SDM masa depan. “Yang sudah sukses jangan lupa almamater, memberi motivasi dan membantu untuk SDM selanjutnya,” katanya. Webinar diikuti mahasiswa, dosen dan praktisi bisnis pelabuhan nasional.
Sumber: http://shippinglineindonesia.com/