STIAMAK Barunawati Surabaya, pada Kamis siang (19/8) menggelar webinar bertema “Kemerdekaan Kampus Merdeka dan Prestasi Alumni pada BUMN dan Swasta”.
Pada kesempatan tersebut, hadir sebagai nara sumber antara lain para praktisi bisnis pelabuhan, Direktur BMC Logistik, Dr. Gugus Wijonarko, MM, Senior Eksekutif Pelindo III Group, Dr. Rumaji, M.Sc (alumni), Vice President Human Capital Development Pelindo III, Oscar Yogi Yustianto (alumni), Staf Administrasi Kesejahteraan dan Hubungan Industrial Pelindo III, Chairun Nisa, S.A.B (alumni), Permadi Yudha, S.A.B (alumni) dan Senior Praktisi Terminal Petikemas Indonesia, Dr. Sumarzen Marzuki, MMT.
Webinar dipandu oleh Kabag Kemahasiswaan, Mudayat, MM.
“Kampus dan industri harus bekerjasama. Mahasiswa harus mengetahui perubahan yang berjalan sangat cepat,” kata Direktur SDM Pelindo III, Edi Priyanto dalam open speech.
Menurut mantan Kahumas Pelindo III tersebut, generasi sekarang cenderung gampang bosan, kurang inovasi, tidak betah kerja dalam tekanan dan susah bekerjasama.
“Kenalkan mahasiswa ke dunia kerja dan undang industri datang ke kampus,” tambah Edi.
Sedangkan Direktur Pendidikan Tinggi Yayasan Barunawati Biru Surabaya (YBBS), Ir. Tunggal Tripinto A.DES menyatakan bahwa kampus merdeka mendorong mahasiswa mampu mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kampus di ruang kerja.
Sementara itu, Ketua STIAMAK Barunawati Surabaya Dr. Nugroho Dwi Priyohadi, M.Sc menegaskan bahwa lulusan STIAMAK terserap di BUMN Pelindo III group mencapai 31 persen. Terserap di sektor bisnis swasta dan eksekutif mencapai lebih 50 persen.
“Posisi kampus STIAMAK sangat strategis berada di pusaran bisnis maritim Tanjung Perak. Sehingga pola pikir mahasiswa sudah terbiasa dengan kesibukan pelabuhan,” kata Nugroho.
Menurut Gugus Wijonarko, sekarang ini telah terjadi pergeseran paradigma di masyarakat. “Semula mengunggulkan sertifikat. Sekarang sudah berubah pada kemampuan individu. Kampus dan industri perlu duduk bersama merumuskan pola magang atau workshop,” tegas Gugus.
Oscar Yogi menimpali, bahwa Perubahan butuh waktu dan waktu perubahan sekarang ini cenderung semakin cepat. “Ini yang harus dipahami mahasiswa. Sekarang telah terjadi digital mindset,” kata Oscar.
Sementara Chairun Nisa berpandangan bahwa semua perguruan tinggi, sama. “Semuanya tergantung kita. Giat kuliah, jangan cepat menyerah, semangat dan terus berusaha dan berkarya. Imbangi dengan doa dan hormati orang tua,” pesan Nisa.
Berbeda dengan pandangan narasumber lainnya, Rumaji mengangkat slogan jawa, “Urip Iku Urup lan Kudu Nguripi. Kejujuran adalah Jalan Menuju Kemuliaan Hidup. Asah, Asih, Asuh”.
Menurut Rumaji, Filosofi Jawa tersebut sangat ampuh dalam mendamaikan perubahan dan kemajuan pengetahuan dan teknologi.
Kata Rumaji, semua kemajuan harus memberikan nilai manfaat pada diri sendiri dan lingkungan. “Dengan demikian semua orang harus berpacu dan terus berusaha menjadi lebih baik,” katanya.
Webinar ditutup oleh narasumber terakhir, Sumarzen Marzuki bahwa setiap generasi harus memberikan kontribusi terhadap perubahan supaya semakin baik. “Jadi, kampus merdeka memberikan kesempatan civitas akademika berinovasi dan berkreasi dalam rangka mencetak SDM unggul dimasa mendatang,” kata Sumarzen yang juga sebagai Ketua Senat STIAMAK Barunawati Surabaya. (***)