Surabaya, Dua tahun lagi, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Managemen Kepelabuhanan/Stiamak berganti nama. Yakni, Universitas Pelabuhan Indonesia/Pelindo sesuai nama induk perusahaannya.
Penegasan itu dikemukakan Ketua Stiamak Barunawati Surabaya, Nugroho Dwi Priyohadi, S.Psi., M.Sc., disela wisuda Stiamak ke-18 di Surabaya Sabtu (12/10) kemarin.
Saat ini, kata dia, pihaknya sedang mempersiapkan pergantian nama dari Stiamak menjadi Universitas Pelindo. Langkah awal, dimulai pada 2020 dengan membahas secara komprehensif yang melibatkan managemen Stiamak, Yayasan Barunawati Biru dan Pelindo III sebagai induk perusahaan.
“Banyak persyaratan yang harus dipenuhi dari perubahan dari sekolah tinggi ke universitas,” kata Nugroho. Diantaranya, universitas harus berdiri sendiri tidak boleh menjadi satu dengan sekolah SMA/SMK, SMP, SD, dan TK.
Selain itu, kata dia, syarat lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah tiga faktor. Yakni, masalah sistim, SDM dan jaringan.
Misalnya SDM, menurut dia, Stiamak saat ini memiliki dosen tetap yayasan sebanyak 12 orang dan 12 dosen luar biasa.
Sementara, Ketua Yayasan Barunawati Biru, Andito Sutarto, menambahkan, untuk membangun sebuah universitas baru diperlukan lahan seluas 5 hektar. Penyediaan tanah seluas itu harus dibicarakan dengan Pelindo III sebagai induk dari Stiamak.
Dia memperkirakan realisasi perubahan nama dari Stiamak ke Universitas Pelindo diprediksi akan terlaksana pada 2021. “Semua yang terkait perubahan nama dari Stiamak menjadi Universitas Pelindo sedang kita persiapan dengan baik,” kilahnya sambil menjelaskan wisuda Stiamak ke 18 diikuti 79 wisudawan. (bw)
Sumber: (bisnissurabaya.com)